Salah satu aset potensial yang dimiliki pemerintah daerah adalah pasar. Potensi pendapatan pasar yang paling utama adalah penyewaan kios dan lapak.
Potensi pendapatan rutin yang bisa didapatkan tersebut banyak terbuang atau tidak terbayar sesuai target. Yang terjadi adalah :
- Petugas tidak tertib melakukan penagihan sehingga penyewa kios / lapak pasar juga tidak tertib membayar retribusi / uang sewanya
- Sarana / mekanisme penagihan dan pembayaran yang konvensional tidak mendukung perkembangan media pembayaran saat ini sehingga menyulitkan penyewa / pedagang
- Data piutang / tunggakan pembayaran pedagang yang tidak terkontrol akhirnya hanya sekedar menjadi potensi pendapatan tapi sulit direalisasikan
- Pergantian pengguna kios / lapak yang tidak termonitor berpotensi tidak terbayarnya tunggakan / piutang sebelumnya
- Manajemen penagihan, penerimaan, pelaporan, dan penyetoran retribusi yang kurang baik (mengandalkan kejujuran petugas) sehingga menyebabkan penerimaan telat masuk atau bahkan hilang
Berdasarkan kondisi tersebut beberapa ide diwujudkan dalam sebuah Sistem Informasi Pasar (SIMPAS) antara lain :
- Pendataan aset (pasar, kios, lapak, pedagang) untuk identifikasi sumber pendapatan
- Pendataan tunggakan dan penanggung jawabnya sesuai dokumen penyewa
- Penataan petugas dan prosedur penagihan
- Menyediakan mekanisme pembayaran berbagai pilihan : tunai, transfer bank, inet banking, virtual account, uang digital, dll yang memungkinkan di wilayah tersebut
- Melakukan kerjasama integrasi sistem (bridging) dengan bank terkait untuk memonitor pembayaran masuk secara real time
- Menyederhanakan dan memudahkan prosedur pembayaran yang bisa termonitor langsung oleh dinas
Ruang lingkup sistem :
- Database pasar, kios, lapak, pedagang
- Data petugas dan penugasan
- Database tunggakan dan penanggung jawab
- Proses Penagihan
- Proses Penerimaan Pembayaran
- Proses Setoran
- Laporan Rincian Penerimaan Pembayara
- Laporan Target dan Realisasi Pendapatan
- Laporan Umur Tunggakan
Implementasi Teknologi yang bisa digunakan antara lain :
- Aplikasi berbasis web yang mudah dioperasionalkan dan murah dalam operasionalnya
- Aplikasi berbasis Android untuk pengembangan Sistem Retribusi langsung yang bisa menggantikan model penagihan dengan karcis
(2020 – Hartono)